Rabu, 10 Juni 2015

Pdt.Beny Giay : Presiden Jokowi dan Kapolda Papua Jangan Bermain Sandiwara Terhadap kasus Paniai Berdarah



 Foto : Pdt Beny Giay Ketua KINGMI Papua


Jayapura, SUARA KAIDO. Beberapa hari terakhir ini (hingga jam 5 pagi ini), Senin, 1 Juni 2015, kami mendapat keluhan dari masyarakat korban kekerasan di Paniai (Baca: #Penembakan-di-Paniai) terkait tekanan, teror yang sedang dilakukan TNI/Polri d Enarotali, yang dilakukan untuk meminta informasi dari keluarga korban, mengajak gali jenazah korban penembkan 8 Desember 2014. 

Kami menduga ini langkah sepihak Kapolda Papua menindaklanjuti perintah presiden Jokowi saat berkunjung ke Papua tanggal 9 Mei lalu, untuk menyelesaikan kasus Paniai dalam beberapa hari.
Tetapi menurut kami dan masyarakat, perintah Presiden itu keliru, salah alamat dan tidak pas. 
Karena Polda/TNI/Polri adalah pelaku dari penembakan ini (Baca: TNI-Tembak-Mati 5-Warga paniai). Yang seharusnya melakukan penggalian jenazah, mencari informasi dan otopsi dll adalah badan lain sejenis: KPP HAM yang punya mandat untuk melakukan tugas tersebut sekaligus mnyelidiki/memeriksa Kapolda Papua/Kapolres; Pangdam/Dandim/Danramil, dll. 
Sehingga langkah Presiden/Kapolda, TNI/Polri beberapa hari ini di Paniai ini, kami kira hanya cara Kapolda Papua dan Presiden Jokowi, langkah berpura-pura untuk menghindar dari tanggungjawab pemerintah untuk membentuk KPP HAM, sekaligus untuk perkuat kesimpulan Kapolda sebelumnya bahwa pelakunya bukan TNI/Polri. 

Saya minta Presiden/Kapolda, dan TNI/Polri di Paniai stop bermain sandiwara. Tarik pihak/ahli otopsi dan hentikan penggalian jenazah itu yang terus dilakukan untuk mengaburkan tuntutan penegakan HAM di tanah Papua. 

Saya ajak masyarakat, mari kita dorong pembentukan KPP HAM untuk tuntaskan pelanggaran HAM Papua.  ( Marthen Yeimo/ SK)


0 komentar:

Posting Komentar